HUKUM MENJAMAK SHALAT KARENA SAKIT



SHOLAT JAMA'


Assalamu'alaikum..
Bagaimana Hukumnya ORANG SAKIT yang Menjama' shoLatnya di Rumah atau di RS ?????

JAWABAN :

Wa'alaikumsalam
Imam Ahamad, Imam Ishaq dan sebagian pengikut madzhab Syafi'i membolehkannya namun pendapat yang mashur dikalangan Syafi'iyyah tidak membolehkannya...

وخرج بذلك الحل والريح والظلمة والمرض والخوف وغير ذلك من الأعذار المبيحة لترك الجماعة فلا يجوز الجمع بسببها لأنها قد كانت في زمان النبي صلى الله عليه و سلم ولم ينقل أنه جمع لأجلها ولحديث المواقيت فلا تجوز مخالفته إلا بنص صريح

Fiqh as-Syafi’i I/463

فأما الوحل والريح والظلمة والمرض فلا يجوز الجمع لاجلها فإنها قد كانت في زمان النبي صلى الله عليه وسلم ولم ينقل أنه جمع لاجلها

Al-Muhadzdzab I/105

Dikecualikan dalam hal tersebut lumpur, angin, gelap, sakit, takut dan halangan-halangan lainnya yang memperkenankan meninggalkan shalat berjamaah maka tidak diperkenankan menjalankan JAMA’ SHALAT karenanya karena hal-hal demikian telah terjadi dizaman Nabi SAW dan tidak dinukil beliau menjama’ shalat karenanya dan berdasarkan hadits “AL-MAWAAQIT” maka tidak boleh menyalahinya kecuali dengan dalil yang sharih (jelas)

قوله: (ورخص بعض أهل العلم من التابعين في الجمع بين الصلاتين للمريض وبه يقول أحمد وإسحاق) وقال عطاء يجمع المريض بين المغرب والعشاء كذا في صحيح البخاري معلقاً. ووصله عبد الرزاق قال الحافظ في الفتح: وصله عبد الرزاق في مصنفه عن ابن جريج عنه قال: واختلف العلماء في المريض هل يجوز له أن يجمع بين الصلاتين كالمسافر لما فيه من الرفق به أولاً فجوزه أحمد وإسحاق واختاره بعض الشافعية، وجوزه مالك بشرطه والمشهور عن الشافعي وأصحابه المنع ولم أر في المسألة نقلاً عن أحد من الصحابة انتهى كلام الحافظ

Sebagian ahli Ilmu dari kalangan Tabi’in memberi dispensasi akan jama’ shalat karena sakit, inilah pendapat Imam Ahmad dan Ishaq.
Imam ‘Atha’ memperkenankan menjama’ shalat maghrib dan Isya sebab sakit demikian keteranganyang dikaitkan dalam Shahih al-Bukhari dan sampai pada Abdur Razaq.

al-Hafidz dalam kitab al-Fath berkata “Pernyataan tersebut sampai pada Abdur Razaq dalam kitab karangannya dari Ibn Juraih, ia berkata “Ulama berbeda pendapat akan kewenangan orang sakit, bolehkah ia menjama shalat sebagaimana orang yang bepergian karena yang demikian terdapat unsur kasihan padanya, atau tidak diperbolehkan ?
Imam Ahmad, Ishaq dan sebagian pengikut madzhab Syafi’iyyah memilih memperbolehkannya, Imam Malik memperkenankan dengan persyaratan sedang pendapat yang mashur dan para sahabatnya melarangnya dan aku tidak melihat dalam masalah ini keterangan yang dapat diambil dari kalangan sahabat nabi SAW.
Tuhfah al-Ahwaadzi I/492
Wallaahu A'lamu Bis Showaab
Previous
Next Post »