SANTRI YANG JUJUR



Oleh : Asyharun Nawa
“Nak.. Berjanjilah padaku, jangan sekali-kali berbohong!” kata seorang ibu sambil memberikan bekal 40 dinar kepada putra tersayangnya, Abū Yazīd Al-Bisṭomy, menjelang keberangkatan mondoknya.
“Saya berjanji Bu,” jawabnya mantap.
Dengan berbekal restu ibunda dan tekat menggelora, akhirnya berangkatlah Abū Yazīd Al-Bisṭomy bersama serombongan kafilah yang secara kebetulan dijumpainya.
... Nasib.. di tengah perjalanan, segerombolan rampok datang dan merampas habis harta kafilah. Al-Bisṭomy pun tak luput dari perhatian mereka.

“Apa yang kamu bawa” gertak mereka seraya mendekat.
“40 dinar”, jawabnya jujur.

Penampilan kumal Abū Yazīd Al-Bisṭomy rupanya mampu menghentikan rasa pensaran para perampok tsb hingga mereka mengurungkan niat untuk menggeledah bekal Abū Yazīd Al-Bisṭomy dan akhirnya mereka pergi ke sarangnya.

“Berhasilkah kalian menggasak harta kafilah?”, tanya raja perampok setelah anak buah sampai di sebuah gua sarang mereka.
Para anak buah menjawab, “berhasil, kecuali remaja kumal yang mengaku memiliki uang 40 dinar, karena mungkin dia gila”.
“Bawa kemari si kumal itu” kata sang raja penasaran.

Mereka bergegas mengejar Abū Yazīd Al-Bisṭomy dan berhasil menuliknya. Sesampainya di gua, Raja penyamun bertanya kepada Abū Yazīd Al-Bisṭomy, “Benarkah kamu miliki uang 40 dinar?”
“Benar”, jawab Abū Yazīd Al-Bisṭomy.

“Serahkan kemari”, paksa sang raja. Dengan sangat tenang, Abū Yazīd Al-Bisṭomy menyerahkan uang bekal mondoknya tsb.

RAJA: Sudah gilah engkau bersikap sejujur ini pada perampok?
ABŪ YAZĪD AL-BISṬOMY: saya berjanji pada ibuku tidak akan pernah berbohong untuk selama-lamanya.

RAJA: lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh.... alangkah takutnya kamu mengkhianati janji ibumu. Dan alangkah tidak takutnya kami yang selama ini melanggar janji Allah.

RAJA: Kembalikan semua harta rampokan kalian. Demi Allah! Saya bertaubat.
ANAK BUAH: Dulu engkau adalah pemimpin kami dala merampok, dan sekarang engkau pemimpin kami dalam taubat.
Previous
Next Post »