HUKUM MEMAKAN DAGING TUPAI & MONYET


SANJAAB (TUPAI / BAJING)

Seperti yang telah di ketahui,,, tupai adalah hewan pemanjat dan peloncat ulung yang sering memakan buah2an dan kelapa pada umum nya... Adapun hukum memakan nya adalah HALAL.

Untuk menentukan halal-haramnya, maka dibutuhkan dalil dari Al Quran dan As Sunnah. Jika tidak ada satu pun dalil yang mengharamkannya maka kembali ke hukum asal yakni halal. Hal ini sesuai kaidah
الأصل في الشيء الإباحة إلا ما ورد عن الشارع تحريمه
hukum asal dari segala sesuatu adalah mubah, kecuali ada dalil dari pembuat syariat yang mengharamkannya. (Mughniy Muhtaaj)

Kaidah ini dibuat oleh para Ahli ushul, berdasarkan ayat-ayat berikut:
هو الذى خلق لكم ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل شيء عليم ( البقرة : 29 )
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 29)

Berkata Imam Asy Syaukani dalam Fathul Qadirnya:

قال ابن كيسان: “خلق لكم” أي من أجلكم، وفيه دليل على أن الأصل في الأشياء المخلوقة الإباحة حتى يقوم دليل يدل على النقل عن هذا الأصل، ولا فرق بين الحيوانات وغيرها مما ينتفع به من غير ضرر، وفي التأكيد بقوله: “جميعاً” أقوى دلالة على هذا

Berkata Ibnu Kaisan : (Menjadikan untuk kalian) yaitu karena kalian. Di dalamnya ada dalil bahwa hukum asal dari segala sesuatu ciptaan adalah mubah sampai tegaknya dalil yang menunjukkan perubahan hukum asal ini. Tidak ada perbedaan antara hewan-hewan atau selainnya, dari apa-apa yang dengannya membawa manfaat, bukan kerusakan. Hal ini dikuatkan lagi dengan firmanNya: (jami’an) “Semua”, yang memberikan korelasi yang lebih kuat dalam hal ini. ( Fathul Qadir,1/64-Syamilah )

Ayat lainnya:

Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu Dengan sebaik-baiknya, dan dimulakanNya kejadian manusia berasal dari tanah (QS. As Sajdah (32): 7)

Dalam Fathul Qadir disebut: أعطى كل شيء خلقه, yakni Dia memberikan kepada segala sesuatu dengan sebaik-baiknya ( Fathul Qadir, 2/6-Syamilah)

الحلال ما احل الله في كتابه والحرام ما حرم الله في كتابه وما سكت عنه وهو مما عفو عنه (رواه الترمذى)

“Yang halal adalah apa yang Allah halalkan dalam kitabNya, yang haram adalah yang Allah haramkan dalam kitabNya, dan apa saja yang di diamkanNya, maka itu termasuk yang dimaafkan.( HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, dihasankan oleh At Tirmidzi, bahkan Ibnu Taimiyah menjadikan nya hujjah dalam majmu' fatawa nya )

وَيَحِلُّ أَيْضًا السِّنْجَابُ وَهُوَ حَيَوَانٌ عَلَى حَدِّ الْيَرْبُوعِ يُتَّخَذُ مِنْ جِلْدِهِ الْفِرَاءُ

“Dan dihalalkan pula Tupai, dia adalah hewan sejenis kangguru, yang bisa diambil kulitnya untuk pakaian berbulu ( Hasyiah Jamal,22/246- Syamilah)

ومنها السنجاب قال سليمان بن عمر في التجريد لنفع العبيد ويحل أيضا السنجاب وهو حيوان علي حد اليربوع .. اهـ
Dan darinya ( hewan yg halal dr daratan) adalah Tupai, berkata Sulaiman bin 'Umar dalam Tajriid Linaf'il 'Abiid nya dan beliau menghalal kan juga dan beliau menempatkan Sanjab ( tupai) hewan yang sama seperti Yarbuu' ( sejenis tikus kecil yang bertungkai belakang panjang ) [ Tahqiiqul Hayawaan Fii Bayaani Ahkaam : 24 ]
monyet mah haram.. Kan dah ma'lum atuh...

و يحرم اكل كل ذى ناب من سباع البهائم يسطو به على غيره كالاسد و النمر و الذئب و الدب و الفيل و القرد و الفهد و النمس و يسمى ابن اوى

Tapi untuk kalangan Malikiyah hukum memakan monyet ada 2 pendapat

1. Haram
2. Makruh

المالكية قالوا يكره اكل سباع البهائم المفترسة كالاسد و النمر الخ ما ذكر الا ان فى القرد قولين قول بالحرمة و قول بالكراهة و المعتمد الكراهة و مثل القرد النسناس عندهم

الفقه على المذاهب الاربعة ٢/٣
مكتبة دار الكتب العلمية
Previous
Next Post »